Ini Triknya Management Risiko Trading Saham Untuk Yang Baru Memulai!
Manajemen Resiko Trading
Ini triknya management risiko trading saham untuk yang baru memulai! Sudah mengetahui? Jika belum mengetahui, yok, cari info bersama di artikel satu ini!
Saat trading, kita pasti tidak dapat menghindar munculnya risiko yang bisa jadi bikin rugi kita.
Oleh karenanya, ingat ini ialah hal yang jelas dan tidak dapat dijauhi, kita harus membuat management risiko trading supaya kita dapat tentukan kapan harus cut loss dan kapan saatnya kita dapat terus lanjut.
Tetapi, awalnya, kita pasti harus tahu beberapa jenis resiko trading yang akan kita rasakan nanti. Merilis sejumlah sumber, risiko trading itu salah satunya ialah:
- Risiko fluktuasi, yang disebut rugi yang ada karena menurunnya harga saham di pasar sekunder karena factor micro misalnya bidang usaha yang tidak sedang disukai pasar, suspend, atau permasalahan intern perusahaan maupun makro misalnya keadaan ekonomi di Indonesia yang sedang jelek. Agar demikian, resiko ini umumnya memiliki sifat sebentar.
- Risiko likuiditas saham, yang disebut rugi yang hendak dirasakan oleh trader saat saham itu tidak mempunyai transaksi bisnis yang ideal di pasar sekunder. Hal itu dapat muncul karena banyak hal, misalkan performa perusahana yang jelek, keyakinan pasar yang lenyap, dan lain-lain. Bila ini terjadi, karena itu harga saham akan jeblok bahkan nilainya dapat semakin rendah dari harga paling rendah yang dibolehkan di pasar saham.
- Capital Loss, yang disebut kondisi di mana kita harus hadapi nilai jual saham yang lebih rendah dibanding harga membeli.
- Risiko perusahaan pailit, yang mana sebetulnya jarang terjadi tetapi tentu saja tidak dapat kita lupakan demikian saja kehadirannya. Bila risiko ini terjadi, karena itu semua asset punya kita akan lenyap demikian saja. Oleh karenanya, penting untuk kita lakukan analitis berkaitan perusahaan saat sebelum lakukan trading
Nach, untuk hadapi risiko tertera di atas, pasti kita harus membuat suatu management dengan standard yang disamakan dengan kondisi kita.
Management resiko ini terbagi dalam beberapa taktik, misalnya:
1.Setop Loss/Cut Loss
Taktik yang pertama ialah setop loss, atau terima kekalahan dalam tingkat batasan tertentu. Tingkat batasan itu dapat kita tetapkan sesenang hati, atau mungkin tidak berdasarkan pada standard seseorang.
Saat telah memutuskan titik setop loss, karena itu kita dapat mengambil langsung keputusan saat harga bergerak bersimpangan arah dengan status yang kita mengambil.
2. Setop Loss and Switch
Taktik ke-2 ialah setop loss and switch atau yang umum juga dikenal dengan istilah cut and switch.
Taktik ini ditetapkan supaya trader dapat terima kekalahan sekalian segera membuka status transaksi bisnis yang baru dengan keinginan dapat memperoleh keuntungan yang dapat tutup rugi yang dirasakan awalnya.
3. Taktik Bertahan
Taktik ini berlainan dengan taktik-strategi awalnya, karena trader akan biarkan status transaksi bisnis sedang tidak untung dan tidak memutuskan untuk membikin perlakuan tertentu.
Taktik ini pasti tidak pas untuk semuanya trader, tetapi banyak dilaksanakan jika Sahabat Keuanganku mempunyai ekuitas yang besar.
Untuk Sahabat Keuanganku yang mempunyai anggaran terbatas, sebab bisa saja alami kemunduran.
Taktik ini berdasarkan pada anggapan jika seburuk apa saja harga jatuh, satu saat, harga itu akan balik di titik di mana kita pertama kalinya ambil status transaksi bisnis.
4. Average
Taktik setelah itu average atau averaging, atau taktik lakukan transaksi bisnis baru yang serupa tepat dengan transaksi bisnis lama.
Saat lakukan taktik ini, trader perlu menambah tempatnya dengan arah memperoleh keuntungan lebih.
Secara umum, taktik ini mempunyai dua tipe, salah satunya ialah:
- Averaging Down, atau menambah status saat harga bergerak bersimpangan arah dengan perkiraan awalnya. Taktik ini memerlukan ekuitas yang lumayan kuat, karena tidak ada yang mengetahui sampai kapan harga akan ada di titik yang bersimpangan dengan status yang kita punyai waktu itu.
- Averaging Up, atau menambahkan status pada harga yang semakin tinggi saat harga bergerak naik.
5. Trailing Setop
Tehnik atau taktik ini sebagai tehnik yang sudah dilakukan oleh trader dengan meningkatkan tingkat cut loss saat harga saham naik. Ini dapat menjadi perlindungan modal dan keuntungan oleh trader.
6. Hedging
Paling akhir ialah taktik hedging, yang disebut tehnik yang dapat dipakai untuk meminimalisir rugi yang dirasakan oleh trader.
Dalam taktik ini, trader akan segela buka status baru yang bersimpangan dengan status awalnya tanpa tutup transaksi bisnis yang sudah dilakukan awalnya saat harga bergerak bersimpangan arah dengan status yang dipunyai trader.
Trader dapat mengulang tehnik ini sampai risiko bisa diminimalisasi. Tetapi, tehnik ini perlu dilaksanakan oleh trader professional.
Hal yang Harus Jadi perhatian dalam Management Resiko Trading
Belum usai sampai di sini, ada banyak hal yang penting dipahami oleh beberapa trader dalam mengurus resiko trading saham, salah satunya ialah:
1. Wujudkan Keuntungan
Ada beberapa tehnik dalam mewujudkan sebuah keuntungan, semua bergantung pada tipe trader yang diharapkan. Tetapi, dari jumlahnya tipe itu, trader dapat memutuskan untuk jadi seorang tren follower atau swinger.
Jadi tren follower maknanya trader akan biarkan keuntungan yang didapatnya terakumulasi asal tidak ada pembalikan arah trend.
Misalkan, trader beli sebuah saham pada harga Rp 100, selanjutnya saham itu alami peningkatan harga sampai sentuh titik Rp 150.
Trader tak perlu menjualnya walau keadaannya untung, selama tidak sentuh titik setop loss yang telah ditetapkan.
Sementara jadi swinger, trader akan biarkan saham yang naik untuk sekian hari atau minggu, selanjutnya akan dipasarkan saat harga telah capai nilai yang tertinggi.
2. Menghindar Rasio Risk atau Penghargaan
Jauhi memakai naluri untuk membuat suatu keputusan. Trading berbeda seperti judi. Semua ketetapannya dilaksanakan berdasar hasil analitis pada harga itu.
Adapun, ada dua langkah pendekatan analitis yang dapat dilaksanakan oleh trader, yakni analitis teknikal dan analitis esensial.
3. Cicil Saham
Beli saham dengan mencicil bisa disaksikan sebagai salah satunya management resiko dalam trading saham.
Maknanya, trader tidak langsung beli saham dengan nilai 100% tapi secara periodik, misalkan 15%, selanjutnya 20%, dan sebagainya sampai 100%, tiap ada verifikasi harga.
4. Pengertian Management Risiko
Management risiko sendiri ialah pendekatan struktural yang sudah dilakukan oleh trader supaya bisa mendapati dan perlakukan risiko trading yang jelas akan dirasakan kelak.
Dalam trading, management risiko trading diartikan sebagai sebuah cara yang diambil oleh trader pada saat alami risiko trading, yang tentu saja secara 100% ada di bawah kontrol masing-masing trader.
Saat tentukan management resiko, trader harus betul-betul menimbang secara detail mengenai beberapa kondisi intern atau external dalam dianya, dan tidak gantungkan diri ke orang lain saat membuat management risiko trading.